12 Siswa di Takalar Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis, Program Dihentikan Sementara

12 Siswa di Takalar Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis, Program Dihentikan Sementara
tiga sekolah dasar di Kabupaten Takalar mengalami keracunan makanan setelah menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, (25/2/2025) (Foto: Istimewa)

TAKALAR – Sebanyak 12 siswa dari tiga sekolah dasar di Kabupaten Takalar mengalami keracunan makanan setelah menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 26 Februari 2025. Akibat insiden ini, program MBG dihentikan sementara untuk evaluasi lebih lanjut.

Kepala Puskesmas Manggarabombang, Heriyanto Ali, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengungkapkan bahwa 12 siswa tersebut berasal dari SDN 58 Lengkese (10 siswa), SD Negeri Kapong Rengang (1 siswa), dan SDN Bontobaddo (1 siswa).

“Mereka mengalami gejala seperti muntah-muntah, nyeri ulu hati, pusing, sakit perut, dan sesak napas setelah menyantap makanan MBG,” jelasnya.

Para siswa yang mengalami gejala langsung mendapatkan perawatan di puskesmas setempat, termasuk infus cairan untuk mencegah dehidrasi akibat muntah.

Menurut Kepala Sekolah SDN 58 Lengkese, Supriadi, makanan tiba di sekolah sekitar pukul 09.02 WITA, dan siswa mulai makan pada 09.30 WITA. Sekitar 30 menit setelah makan, beberapa siswa mulai mengeluh sakit perut, pusing, dan muntah-muntah.

“Menu yang disajikan adalah nasi, ikan, tahu, dan pisang. Beberapa sampel makanan sudah diambil untuk diuji di laboratorium guna memastikan penyebab keracunan,” ungkap Supriadi.

BACA JUGA:

Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Anggaran Rp 15.000 Per Anak

Siswa di 3 SD Takalar Diduga Keracunan Makanan Usai Santap Menu MBG

Sebagai langkah pencegahan, pihak berwenang menghentikan sementara program MBG di Takalar hingga hasil uji laboratorium keluar. Penghentian ini bertujuan untuk memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa agar kejadian serupa tidak terulang.

Kasus ini mendapat perhatian luas, mengingat program MBG bertujuan untuk meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan pihak sekolah.

Pemerintah daerah bersama dinas kesehatan dan tim pengawas makanan terus melakukan investigasi agar program MBG dapat berjalan kembali dengan lebih aman dan berkualitas.

Yustus/Muh. Iwan |Editor: Arya RS

======================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *