Sinergi Pemda Luwu Utara dan Umat Katolik: Langkah Efektif Menangani Stunting di Sulsel

Sinergi Pemda dan Umat Katolik: Langkah Efektif Menangani Stunting di Sulsel
Bupati Luwu Utara, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Nisma, S.Ked, M.Kes menyampaikan pentingnya kolaborasi Pemda dengan umat Katolik dalam mempercepat penurunan angka stunting, Selasa (29/10/2024) (Dok. Istimewa)

LUWU UTARA, BERITAKOTAONLINE. ID – Sinergi Pemda Luwu Utara berkolaborasi dengan umat Katolik dalam upaya menanggulangi masalah stunting di daerah tersebut. Kerjasama ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting.

Bupati Luwu Utara, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr. Nisma, menyampaikan pentingnya kolaborasi ini.

“Kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan penurunan stunting,” ujarnya.

Hal ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memaksimalkan upaya kesehatan masyarakat.

Penyuluhan kesehatan menjadi salah satu strategi yang diterapkan untuk meningkatkan kesadaran.

BACA JUGA: Sinergi Pemda dan TNI Diperlukan dalam Tahapan Penyusunan dan Penetapan RTR

Penyuluhan kesehatan diadakan di Paroki Siti Maryam Saluampak, dihadiri para Ketua Stasi dan wanita Katolik kegiatan ini didukung oleh Tempat Pelayanan Saluampak Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS). Foto: Yustus

Penyuluhan kesehatan diadakan di Paroki Siti Maryam Saluampak, dihadiri oleh 42 peserta.

Acara ini melibatkan para Ketua Stasi dan wanita Katolik di wilayah tersebut. Penyuluhan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi tentang pencegahan stunting secara efektif.

Selain itu, kegiatan ini didukung oleh Tempat Pelayanan Saluampak Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS).

Dengan dukungan ini, diharapkan penyuluhan dapat menjangkau lebih banyak peserta. Dr. Nisma menekankan pentingnya peran keluarga dalam pencegahan stunting sejak dini.

“Pencegahan stunting harus dimulai dari keluarga, terutama bagi ibu hamil dan anak,” jelasnya.

Pihaknya berupaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat. Dengan peran aktif keluarga, masalah gizi dapat ditangani lebih baik.

Dalam upaya ini, posyandu juga berperan penting dalam deteksi dini stunting.

“Kami ingin kader posyandu lebih aktif membantu pemerintah dalam pencegahan stunting,” tambah Nisma.

BACA JUGA: Kompak Tangani Stunting, IIP BUMN Korwil D Salurkan Bantuan Program Cegah Stunting di Sulawesi Selatan

Nisma menerangkan. Peran posyandu sangat vital untuk memantau kondisi gizi anak setiap bulan.

Menurutnya, keberadaan posyandu di setiap desa membantu deteksi masalah gizi. Ibu-ibu Katolik di Paroki Siti Maryam diharapkan menjadi garda terdepan.

“Mereka dapat melihat langsung kondisi balita dan memberikan laporan kepada kader,” katanya.

Nisma menjelaskan bahwa antisipasi stunting harus dilakukan sejak awal pernikahan. Edukasi mengenai 1.000 hari pertama kehidupan anak menjadi fokus utama.

“Kami mendorong masyarakat untuk rutin membawa anak ke posyandu,” ujarnya.

Penggunaan data dan informasi yang akurat sangat penting dalam program ini.

Intervensi serentak dilakukan dengan skrining ibu hamil dan penimbangan balita. Semua data dicatat secara real-time untuk memudahkan monitoring.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat juga mengingatkan peran aktif masyarakat.

“Kami ingin masyarakat ikut berperan dalam mendukung program kesehatan,” ungkapnya. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang sangat diperlukan.

Sinergi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Luwu Utara.

Dengan adanya satgas penanganan stunting dari umat Katolik, penanganan stunting dapat lebih efektif.

“Kerja sama ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam penanganan stunting,” kata Nisma.

Dia menekankan, pentingnya sinergi secara keseluruhan, sehingga diharapkan program ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga masyarakat.

Dengan sinergi ini, diharapkan angka stunting dapat menurun secara signifikan. Upaya ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Kedepannya, Pemda Luwu Utara akan terus berkomitmen dalam program kesehatan.

Diharapkan, kolaborasi dengan umat Katolik dapat menjadi model di daerah lain. “Pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama,” tutup dr. Nisma.

Melalui sinergi ini, Luwu Utara berharap dapat mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik.

Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kesehatan.

Dengan upaya bersama, masa depan generasi mendatang menjadi lebih cerah dan sehat (Yustus).

Editor: Arya R. Syah

=================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *