BERITA KOTA ONLINE, JAKARTA — Dialog Literasi Kebangsaan (DILIBAS) Episode Empat yang digelar Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) kembali menjadi ruang pertemuan strategis antara Polri dan generasi muda.
Kegiatan ini menghadirkan dua figur penting: Dosen Utama Kepolisian Tk. I STIK, Irjen Pol Gupuh Setiyono, serta Direktur STIK S.1 Lendik Polri Dr. Endra Zulpan yang turut memberikan wawasan mengenai arah reformasi Polri ke depan, berlangsung pada Kamis (04/12/2025).
Sejak awal sesi, atmosfer dialog terasa berbeda. Mahasiswa STIK-PTIK dan mahasiswa undangan dari berbagai kampus tampak lebih berani menyampaikan pandangan kritis, terutama terkait transparansi informasi, pola komunikasi, serta kebutuhan Polri untuk lebih dekat dengan publik muda.
Irjen Gupuh menegaskan bahwa generasi muda bukan lagi sekadar penonton, tetapi aktor penting dalam pembaruan institusi.
“Transparansi dan partisipasi publik adalah kunci membentuk wajah Polri modern. Apa yang diterima masyarakat harus sejalan dengan kinerja yang nyata,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Gen Z memiliki gaya berpikir dan ekspektasi yang berbeda, sehingga Polri harus adaptif agar tidak terjadi kesenjangan komunikasi.
Direktur Zulpan memperkuat pernyataan tersebut dengan menekankan pentingnya membangun Polri yang responsif, akurat, dan cepat dalam menyampaikan informasi.
BACA JUGA:
DILIBAS Sesi Dua: STIK PTIK Tegaskan Reformasi Etika Moral sebagai Jalan Baru Transformasi Polri
PUK Tenaga Kerja Bagasi Makassar Gelar Konferensi Perdana, Serukan Solidaritas Buruh



Menurutnya, masyarakat hari ini dapat menguji kinerja institusi kapan saja melalui media sosial dan ruang digital. Karena itu, Polri tidak boleh tertinggal dalam ritme perubahan tersebut.
“Anak muda sekarang membentuk opini dari kecepatan informasi. Jika Polri lambat atau tidak konsisten, kepercayaan publik bisa tergerus,” jelasnya.
Sesi tanya jawab mengalir dinamis. Mahasiswa menyoroti perlunya Polri terlibat lebih intens di ruang digital, terutama platform yang banyak digunakan Gen Z seperti TikTok, Instagram, dan ruang diskusi kampus.
Kritik terkait pelayanan publik, kesenjangan informasi, hingga harapan terhadap Polri yang lebih humanis turut mencuat.
Irjen Gupuh menyambut seluruh masukan itu sebagai energi positif. Menurutnya, pembaruan Polri harus dilakukan dengan menggandeng generasi yang akan menjadi penerus institusi.
“Sebagian dari kalian kelak akan menjadi bagian dari Polri. Karena itu, apa yang kalian rasakan hari ini harus menjadi referensi perubahan,” katanya.
Melalui DILIBAS #4, Polri menegaskan keseriusannya menjadikan Gen Z sebagai mitra strategis, bukan hanya objek pembinaan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi ruang kolaborasi terbuka untuk memperkuat hubungan yang lebih modern, solid, dan berorientasi pada pelayanan publik yang lebih profesional dan humanis.
Dengan pendekatan inklusif ini, Polri berharap dapat membangun wajah institusi yang lebih dipercaya dan relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini. (*)
Pewarta: Halimuliadi/Andi Eka/ Achmad Effendy

















