KUALA LUMPUR – Suasana diskusi di ASEAN Media Forum (AMF) ke-9 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (6/11/2025), terasa hangat namun sarat makna.
Forum tahunan yang diinisiasi oleh Sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) dengan dukungan pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) ini mempertemukan puluhan jurnalis, akademisi, pejabat, dan pemimpin media dari berbagai negara anggota ASEAN.
Sekretaris Jenderal Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia, Telly Nathalia, hadir sebagai salah satu perwakilan wartawan dari Indonesia.
Ia menjadi bagian dari delegasi media yang diundang langsung untuk menghadiri dan berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi forum internasional tersebut.
Kehadirannya menjadi bukti pengakuan terhadap peran IWO dalam memperkuat jurnalisme digital dan etika pemberitaan di tingkat ASEAN.
Forum tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Dr. Kao Kim Hourn, yang menegaskan bahwa AMF telah menjadi wadah penting untuk memperkuat komunikasi antara komunitas media dan para pembuat kebijakan di kawasan Asia Tenggara.
“Sejak dibentuk, agenda tahunan ASEAN Media Forum telah menjadi salah satu platform utama ASEAN untuk melibatkan komunitas media,” kata Dr. Kao dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa forum ini membuka ruang dialog terbuka dan konstruktif antara profesional media, pejabat pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.
Tahun ini, sejumlah isu krusial kembali menjadi sorotan, termasuk krisis kemanusiaan di Myanmar, ketegangan antara Kamboja dan Thailand, serta tantangan regional di bidang ekonomi digital, keamanan informasi, dan perdagangan lintas batas.
Dr. Kao menekankan pentingnya media berperan dalam menjaga objektivitas dan mengedepankan fakta di tengah gempuran informasi palsu yang kian meluas.
“Disinformasi adalah tantangan global yang tidak hanya mengancam kepercayaan publik, tetapi juga stabilitas kawasan,” ujarnya.
BACA JUGA:
Purnawirawan TNI Sambangi Bareskrim, Dorong Kasus Ijazah Jokowi Dibuka Kembali
Kapolda Baru Sulsel Disambut Aksi Demo: Jurnalis dan Ormas Tuntut Polisi Bersih dari Pelanggaran HAM
Dukungan besar datang dari pemerintah Jerman, melalui Duta Besar Jerman untuk Malaysia, Silke Riecken-Daerr, yang menyampaikan komitmen negaranya dalam memperkuat ketahanan media di kawasan ASEAN.
“ASEAN Media Forum benar-benar menggambarkan DNA ASEAN — berpihak pada dialog, kerja sama, dan keinginan untuk mengatasi tantangan bersama,” ungkap Dubes Riecken-Daerr.
Ia menegaskan kembali pentingnya peran media dalam menjaga kebenaran dan integritas informasi di tengah arus globalisasi digital.
“Fakta tetap penting. Kebenaran tetap penting. Dialog tetap penting,” tambahnya dengan tegas.
Sementara itu, Direktur Jenderal ASEAN untuk Sekretariat Nasional Malaysia, Zanariah Zainal Abidin, dalam pidato pembukaannya menyoroti pentingnya peran media nasional di setiap negara ASEAN.
Ia menilai media di Asia Tenggara tidak boleh pasif menghadapi arus misinformasi, melainkan harus menjadi agen aktif yang membangun kepercayaan publik dan memperkuat semangat kebersamaan.
“Media kita sebaiknya mengangkat lebih banyak cerita tentang kemanusiaan dan solidaritas,” tegas Zanariah.
Forum yang berlangsung selama satu hari ini juga menjadi ajang mempererat jaringan jurnalis lintas negara.
Para peserta membahas strategi meningkatkan literasi digital, mengatasi polarisasi sosial akibat media sosial, dan memperkuat kolaborasi dalam menghadapi isu-isu lintas batas, termasuk perubahan iklim dan migrasi tenaga kerja.
BACA JUGA:
Maman Suherman Diganjar Nugra Jasa Dharma Pustaloka, IWO Serukan Gerakan Literasi Serentak Nasional



Bagi Sekjen IWO Telly Nathalia, kesempatan ini menjadi momentum berharga.
Ia menilai keikutsertaannya dalam ASEAN Media Forum bukan hanya bentuk kehormatan, tetapi juga kepercayaan yang menunjukkan eksistensi jurnalis digital Indonesia di tingkat internasional.
“Kehadiran dan partisipasi saya secara aktif pada AMF ke-9 merupakan kehormatan dan kepercayaan bagi IWO. Forum ini memberi kesempatan bagi kami untuk memahami lebih luas isu-isu regional ASEAN dan membuka jaringan kerja sama dengan wartawan dari berbagai negara,” ujar Telly Nathalia usai acara.
Ia menambahkan, tantangan jurnalisme digital di ASEAN semakin kompleks seiring meningkatnya peredaran hoaks, tekanan terhadap kebebasan pers, dan penetrasi media sosial yang masif.
Karena itu, ia menilai penting adanya kerja sama lintas negara dalam membangun standar etika baru yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.
ASEAN Media Forum berikutnya dijadwalkan akan digelar di Filipina pada tahun 2026, seiring negara tersebut mengambil alih keketuaan ASEAN.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2017, forum ini selalu diadakan di ibu kota negara yang memegang peran ketua ASEAN pada tahun berjalan. Tahun 2025 ini, Malaysia menjadi tuan rumah dengan fokus utama pada penguatan media sebagai mitra pembangunan regional.
Dengan terselenggaranya ASEAN Media Forum ke-9 ini, semangat kolaborasi lintas negara di bidang media diharapkan semakin kuat.
Melalui peran aktif jurnalis seperti Sekjen IWO Telly Nathalia, ASEAN tak hanya menjadi kawasan ekonomi yang solid, tetapi juga komunitas informasi yang transparan, kritis, dan berdaya saing tinggi. (*)
Pewarta Arya Rusdi

















