Patrick Kluivert Resmi Angkat Koper dari Indonesia

Patrick Kluivert Resmi Angkat Koper dari Indonesia
Patrick Kluivert gagal membawa skuad Garuda ke piala dunia kini Patrick Kluivert harus angkat koper usai resmi dilakukan pemutusan kontrak oleh PSSI di Jakarta (16/10/2025) (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

Keputusan mengejutkan itu diumumkan melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama, menandai berakhirnya era singkat sang legenda Belanda di sepak bola nasional.

Kabar ini sontak mengguncang jagat sepak bola Tanah Air. Kluivert, yang datang membawa harapan besar untuk membawa Timnas Indonesia menembus level dunia, justru harus meninggalkan kursi pelatih lebih cepat dari kontrak yang seharusnya berdurasi dua tahun.

Dalam keterangan resminya, PSSI menyebut bahwa keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan mendalam terkait dinamika internal serta arah strategis pembinaan tim nasional ke depan.

“Kami berterima kasih atas dedikasi dan kontribusi Patrick Kluivert bersama tim pelatih selama masa tugasnya. Keputusan ini diambil dengan saling menghormati dan semangat perbaikan,” tulis PSSI dalam pernyataannya.

Langkah tersebut juga menjadi sinyal bahwa PSSI sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aspek pengelolaan Timnas, mulai dari strategi pembinaan pemain hingga sistem kepelatihan.

Meski tidak secara eksplisit menyebutkan alasan utama perpisahan, banyak pihak menilai kegagalan Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi faktor penentu.

Gagal Penuhi Ekspektasi Publik

Patrick Kluivert datang dengan reputasi besar. Sebagai mantan penyerang Barcelona dan Timnas Belanda, ia digadang-gadang bisa membawa filosofi sepak bola modern ke Indonesia. Namun, ekspektasi tinggi itu berujung kekecewaan.

Dalam perjalanan singkatnya, Timnas Indonesia di bawah arahannya gagal melangkah ke fase berikutnya kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah menelan dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Hasil ini membuat langkah Garuda terhenti di tengah jalan.

Publik sepak bola Indonesia pun ramai melontarkan kritik. Banyak yang menilai Kluivert gagal membaca karakter permainan pemain lokal dan terlalu memaksakan gaya Eropa yang belum cocok diterapkan di level Asia Tenggara.

BACA JUGA:

Patrick Kluivert: “Saya Bertanggung Jawab Atas Kegagalan Timnas Indonesia”

5 Dosa Patrick Kluivert Berujung Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia

Beberapa keputusannya, seperti melakukan rotasi besar di laga perdana melawan Australia dan tetap mempertahankan susunan pemain yang tampil buruk saat melawan Arab Saudi, dianggap menjadi kesalahan fatal.

Era Singkat, Banyak Pelajaran

Meski berakhir pahit, masa kepemimpinan Patrick Kluivert tetap meninggalkan jejak penting bagi pembinaan sepak bola Indonesia.

Ia dikenal berani memberi kesempatan bagi pemain muda tampil di laga-laga penting. Pendekatan tersebut sempat menuai apresiasi karena memberi sinyal regenerasi dalam skuad Garuda.

Namun, adaptasi yang terlalu cepat tanpa pondasi kuat justru berbalik menjadi bumerang. Para pemain disebut belum sepenuhnya memahami sistem permainan baru yang diterapkannya.

“Patrick datang dengan niat baik dan konsep modern. Hanya saja, waktu dan adaptasi menjadi kendala utama. Timnas kita masih butuh kesinambungan, bukan revolusi taktik instan,” ujar salah satu analis sepak bola nasional.

Langkah Selanjutnya PSSI

Setelah perpisahan ini, PSSI dikabarkan tengah menyiapkan agenda evaluasi lanjutan untuk menentukan arah baru kepelatihan Timnas Indonesia.

Sejumlah nama mulai disebut-sebut sebagai calon pengganti, baik dari pelatih lokal maupun asing yang sudah berpengalaman di Asia.

PSSI menegaskan akan mengutamakan stabilitas dan kesinambungan program yang telah berjalan, terutama pada level U-23 dan U-20.

Kepergian Patrick Kluivert menjadi babak baru dalam dinamika sepak bola Indonesia. Meski gagal mencapai target besar, pengalaman ini diharapkan menjadi refleksi penting bagi PSSI dalam menata ulang strategi pembinaan nasional.

Harapan publik kini tertuju pada siapa yang akan mengambil tongkat estafet kepelatihan Garuda  dan apakah langkah berikutnya akan benar-benar membawa Timnas Indonesia lebih dekat menuju panggung dunia. (*)

Andi Eka

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *