Pemerintah Perketat Pengawasan Program MBG, Pastikan Aman dari Risiko Keracunan

Pemerintah Perketat Pengawasan Program MBG, Pastikan Aman dari Risiko Keracunan
Pemerintah perketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar aman dari keracunan pangan. Jakarta, (20/9/2025.) (foto: istimewa)

JAKARTA – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga keamanan sekaligus kualitas program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar bebas dari risiko keracunan pangan.

Pemerintah perketat pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar aman dari keracunan pangan.

Berbagai insiden keracunan yang sempat terjadi sebelumnya membuat pemerintah memperkuat pengawasan ketat pada setiap rantai produksi dan distribusi makanan dalam program tersebut.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama erat dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna memastikan makanan yang disajikan dalam MBG memenuhi standar keamanan pangan nasional.

“Pengawasan keamanan pangan sudah menjadi prioritas utama kami.

Pengawasan berlapis diterapkan mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi agar kualitas tetap terjaga dan tidak menimbulkan risiko kesehatan,” kata Dadan dalam keterangan, Sabtu (20/9/2025).

Sebelumnya, kasus keracunan sempat menjadi perhatian serius, termasuk insiden distribusi sayuran basi yang berhasil digagalkan BPOM melalui pemeriksaan rutin dan pengujian ketat.

Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan sistem pengawasan menyeluruh terus diperkuat agar kasus serupa tidak terulang.

“Kami rutin melakukan sampling dan uji produk pangan MBG, terutama saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait keracunan pangan,” ujarnya.

BACA JUGA: 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Anggaran Rp 15.000 Per Anak

Ramai Desakan ‘Setop Tot Tot Wuk Wuk’ Istana Buka Suara

Selain pengawasan, pemerintah juga memperkuat tata kelola melalui pelatihan rantai pasok, pembaruan SOP, serta kolaborasi lintas sektor dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, hingga pemerintah daerah.

Upaya ini memastikan setiap titik rantai produksi berada dalam kendali penuh dan sesuai standar keamanan.

Di sisi lain, pemerintah juga memperkuat ketersediaan bahan baku, khususnya susu segar sebagai komponen utama MBG.

Sebanyak 1.573 ekor sapi perah bunting didatangkan dari Australia pada akhir Juni 2025 untuk memperkuat pasokan susu nasional.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyebut langkah ini bagian dari strategi meningkatkan populasi sapi perah di dalam negeri.

Tak hanya Australia, impor sapi hidup dari Brasil juga tengah dipertimbangkan. Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M.

Panggabean, menilai Brasil sebagai mitra potensial karena memiliki populasi sapi berkualitas tinggi yang dapat mendukung keberhasilan MBG.

Dengan kolaborasi antar lembaga dan sistem pengawasan yang diperketat, pemerintah optimistis MBG menjadi program unggulan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak sekolah, sekaligus aman dan bebas dari risiko keracunan.(*)

Editor: Senfy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *