LUWU UTARA – Warga Dusun Pompaniki, Desa Pompaniki, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan, meminta perhatian serius dari PLN dan Pemerintah Daerah setempat.
Pasalnya, selama lebih dari 10 tahun, jaringan listrik di dusun tersebut hanya ditopang dengan tiang dari bambu yang dibuat secara swadaya oleh warga.
Kondisi ini dinilai membahayakan keselamatan warga, terutama saat musim hujan dan angin kencang.
Tiang bambu yang sudah lapuk berisiko patah dan memutus aliran listrik ke rumah-rumah warga.
“Saat ini warga selalu patungan dan bergotong royong untuk memasang tiang bambu demi listrik tetap mengalir ke rumah-rumah,” kata Marthinus Pasendeng (55), warga Dusun Pompaniki, Selasa kepada awak media, Selasa (27/5/2025).
Marthinus, yang akrab disapa Pak Yori, menjelaskan bahwa pengadaan tiang listrik permanen dari besi telah beberapa kali diusulkan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa.
Namun hingga kini, tidak ada realisasi dari pihak PLN maupun Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.
“Kami sudah sering sampaikan ke PLN, ke pemerintah desa, bahkan ke kabupaten. Kalau tiang besi baru belum bisa, ya tiang bekas dari besi saja dulu. Jangan terus dibiarkan seperti ini,” ujarnya.
BACA JUGA:
Miris! Janda 5 Anak di Luwu Utara Tidur di Gubuk Beralas Tanah, Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah
Sejarah Baru Butta Turatea, Jeneponto Raih Opini WTP Pertama dari BPK RI
Menurut dia, panjang jalur distribusi listrik dari jalan poros Trans Sulawesi ke Dusun Pompaniki mencapai 1 kilometer, melewati pematang sawah di tepi sungai.
Kondisi ini membuat instalasi kabel makin rawan, apalagi ditopang oleh tiang dari bambu.
“Kalau musim hujan, kami agak takut. Pernah ada tiang yang patah dan hampir menimpa warga. Ini bukan soal kenyamanan lagi, tapi soal keselamatan,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Vinsen (53), warga lainnya, menyebutkan bahwa persoalan tiang listrik dari bambu sudah berlangsung selama satu dekade.
Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk menyampaikan aspirasi ke anggota dewan, namun belum membuahkan hasil.
“Tarif listrik terus naik, tapi fasilitas dasar seperti tiang listrik justru kami yang urus sendiri. Sudah saatnya pemerintah turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi kami,” ujar Vinsen.
Listrik yang mengalir ke Dusun Pompaniki saat ini melayani sekitar 14 Kepala Keluarga (KK). Masyarakat berharap pemerintah bisa segera mengganti tiang bambu dengan tiang besi agar lebih aman dan tahan lama.
Warga juga mengancam akan mengirimkan proposal permohonan langsung ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan jika PLN dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara tak segera merespons.
Di sisi lain, upaya konfirmasi kepada Kepala Desa Pompaniki, Drs Jayadi, belum membuahkan hasil.
Saat dihubungi via telepon dan pesan WhatsApp, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan (*).
Yustus| Editor: Arya R. Syah
=====================

















