MAKASSAR –Direktur PUKAT Sulsel, Farid Mamma, merespons pernyataan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Marlison Hakim, yang menyatakan bahwa kecil kemungkinan uang palsu bisa masuk ke mesin ATM.
Menurut Marlison, teknologi yang digunakan dalam mesin ATM, CDM, dan CRM sudah dirancang untuk mengenali fitur keaslian uang Rupiah melalui proses pengujian ketat oleh perbankan dan vendor.
Farid menilai bahwa frasa “kecil kemungkinan” bukanlah jaminan mutlak.
Baginya, meskipun teknologi telah berkembang pesat, celah-celah tetap mungkin terjadi, terutama jika ada kelalaian atau penyalahgunaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kecil kemungkinan berarti masih ada peluang. Kami khawatir peluang sekecil apa pun bisa menjadi celah yang dimanfaatkan oleh pihak tertentu,” ungkap Farid.
BACA JUGA:
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Desak Rektor Mundur Terkait Sindikat Uang Palsu
Lebih lanjut, Farid mendesak agar BI bersama perbankan dan vendor pengelola mesin ATM, CDM, serta CRM meningkatkan pengawasan.
Ia juga meminta proses pengisian uang tunai di mesin tersebut diaudit secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada kebocoran atau kelalaian.
“Jika proses pengolahan uang dan pengisian di mesin ini tidak diawasi dengan baik, risiko uang palsu tetap ada,” tegasnya.
Selain itu, Farid meminta agar masyarakat tetap waspada dan tidak sepenuhnya bergantung pada sistem yang diklaim aman.
Ia mengingatkan bahwa edukasi tentang cara mengenali uang palsu tetap menjadi langkah penting untuk melindungi masyarakat dari risiko penipuan.
“Apapun teknologinya, pengawasan manusia tetap menjadi faktor kunci. Kami berharap BI dan pihak terkait benar-benar memastikan tidak ada celah dalam sistem ini,” tegas Farid.
BACA JUGA:
Kapolri Lantik Irjen Dedi Prasetyo Sebagai Irwasum, Gantikan Ahmad Dofiri
Direktur Pusat Kajian dan Advokasi Anti Korupsi (PUKAT) Sulsel, Farid Mamma, SH., MH., mendesak Polda Sulsel untuk segera mengambil tindakan tegas terkait beredarnya uang palsu di masyarakat.
Farid meminta agar oknum penyuplai ATM di wilayah Sulsel diperiksa secara mendalam untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam peredaran uang palsu tersebut.
Uang palsu tersebut diduga berasal dari transaksi di mesin ATM setor tunai yang biasa digunakan oleh warga.
“Kami menduga ada oknum tertentu yang memanfaatkan celah untuk menyuplai uang palsu ke mesin ATM,” ungkap Farid saat memberikan pernyataan pada Sabtu, (21/12/2024).
Farid Mamma menekankan pentingnya penyelidikan transparan. Menurutnya, uang palsu yang masuk ke sistem keuangan bisa merugikan masyarakat luas.
Tidak hanya itu, hal ini juga mencoreng kredibilitas perbankan dan institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan uang di Sulsel.
“Pihak kepolisian harus bertindak cepat dan tegas. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut dan merugikan masyarakat yang sudah mempercayai sistem perbankan,” lanjut Farid.
Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada ketika bertransaksi menggunakan uang tunai dari ATM.
Berdasarkan informasi yang beredar, uang palsu tersebut memiliki ciri-ciri yang hampir serupa dengan uang asli, sehingga sulit dikenali oleh masyarakat awam.
Farid meminta agar pihak bank dan penyedia mesin ATM segera berkoordinasi untuk memastikan uang yang beredar adalah uang asli dan sesuai standar Bank Indonesia.
BACA JUGA:
Andi Ibrahim Pakai Mobil Dinas Muluskan Pabrik Uang Palsu UIN Alauddin, Prof Hamdan Izinkan Disita
Masyarakat Sulsel diminta lebih waspada. PUKAT juga menghimbau agar masyarakat melaporkan setiap temuan uang palsu kepada pihak berwajib.
Selain itu, edukasi tentang cara mengenali ciri-ciri uang palsu perlu digencarkan agar masyarakat tidak menjadi korban penipuan.
Farid menyoroti perlunya audit sistem distribusi uang. Ia meminta agar lembaga keuangan di Sulsel memastikan tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menyisipkan uang palsu ke dalam sistem.
“Ini adalah tanggung jawab bersama, termasuk pemerintah, kepolisian, dan lembaga perbankan,” tegasnya.
Farid berharap agar Polda Sulsel tidak hanya memeriksa tersangka pembuat uang palsu tetapi juga penyuplai ATM yang di duga terlibat.
“Ini adalah masalah serius yang menyangkut stabilitas ekonomi dan kepercayaan masyarakat. Kami berharap aparat bergerak cepat,” pungkasnya.
BACA JUGA:
BI: Uang Palsu Tak Bisa Disetor di ATM
Kasus Uang Palsu di Makassar: Mesin Cetak Canggih dari China Diselundupkan ke Kampus
Untuk diketahui kasus uang palsu di Indonesia sejak lama berlangsung. Salah satu Media sosial X (Twitter) @tanyarlfes, sejak Selasa (30/1/2024), ramai dengan unggahan foto yang memperlihatkan uang asli dan uang palsu dengan nominal Rp 100.000 dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
“Hati hati ya kalo ambil duit di atm, ini bapak aku ngambil dari atm ternyata dapet nya yang palsu (yang atas). Dan bapak aku gasadar, tadi dipake belanja tapi ditolak ternyata palsu,” tulis pengunggah.
BACA JUGA:
Peredaran Uang Palsu Sudah Sampai Palopo, Ditemukan Dalam Uang Arisan
Sementara itu Peredaran uang palsu dilaporkan warga Palopo Sulawesi Selatan yang diterima melalui BRi LINK.
Sebuah video berdurasi 48 detik direkam oleh seorang perempuan yang memberikan imbauan agar masyarakat lebih waspada terhadap peredaran uang palsu di Kota Palopo.
“Ya Allah, gemetar saya. Astaga, ternyata benar ada uang palsu beredar di Palopo. Saat setor tunai, harap hati-hati. Hati-hati ya, ini di Palopo,” ujar perempuan tersebut dengan logat khas Palopo dalam rekaman tersebut, Sabtu (21/12/2024).
BACA JUGA:
Warga Palopo Dihebohkan Temukan Uang Palsu, Polres Palopo Gercep Turunkan Tim Lakukan Penyelidikan
Menanggapi hal ini, Bank Indonesia (BI) memastikan mesin ATM setor tunai memiliki sensor canggih yang dapat mendeteksi dan menolak uang palsu secara otomatis.
Deputi BI Sulsel, Edy Kristianto, menegaskan bahwa kontrol manusia dan sensor di mesin ATM mencegah peredaran uang palsu.
BI berkomitmen mengantisipasi peredaran uang palsu dengan edukasi masyarakat dan pemanfaatan teknologi. Langkah ini menjadi upaya penting menjaga kepercayaan publik.
Kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar menambah perhatian masyarakat terhadap isu ini. BI terus meningkatkan pengawasan keamanan.
Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Dr. Andi Ibrahim, bersama 16 tersangka lainnya, kini dalam penahanan Polres Gowa (*).
Laporan: Arya
Editor: Andi Ahmad Effendy