JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan awal puasa Ramadan 1447 Hijriah bertepatan dengan Rabu, 18 Februari 2026.
Ketetapan ini tertuang dalam Maklumat Muhammadiyah No.01/MLM/1.1/B/2025 yang sekaligus mengatur tentang jadwal Hari Raya Idul Fitri 1447 H pada Jumat, 20 Maret 2026.
Penetapan tersebut dilakukan setelah Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah melakukan peninjauan ulang terhadap data astronomis global serta validasi parameter Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
KHGT merupakan sistem penanggalan yang disusun Muhammadiyah dengan pendekatan hisab modern berbasis data astronomi yang berlaku universal, sehingga hasilnya dapat dipakai secara seragam di seluruh dunia.
Menurut keterangan di situs resmi Muhammadiyah, penggunaan KHGT bertujuan memberikan kepastian waktu ibadah bagi umat Islam, sekaligus mengurangi potensi perbedaan dalam menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri.
Dengan metode ini, Muhammadiyah menegaskan bahwa awal bulan hijriah ditetapkan berdasarkan perhitungan posisi hilal yang sudah memenuhi kriteria visibilitas secara global, bukan terbatas pada lokasi tertentu.
Jadwal puasa Ramadan 1447 H yang disusun Muhammadiyah dimulai pada 18 Februari 2026 dan berakhir pada 19 Maret 2026, sehingga total berlangsung selama 30 hari penuh.
Selanjutnya, 1 Syawal 1447 H atau Hari Raya Idul Fitri ditetapkan jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.
Keputusan ini dipastikan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, tanpa perbedaan antar-daerah.
BACA JUGA:
Ketua Umum PP Muhammadiyah Larang Pemberian Gelar Profesor Kehormatan di PTMA
Video: Prabowo Pamer Proyek Tanggul Raksasa di PBB, Apa Alasannya?
Muhammadiyah berharap, masyarakat dapat menyambut Ramadan dan Lebaran dengan persiapan yang lebih matang, baik dari sisi ibadah maupun kehidupan sosial.
Menariknya, libur Idul Fitri 2026 akan berdekatan dengan peringatan Hari Raya Nyepi.
Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama, libur panjang dimulai sejak Rabu, 18 Maret 2026 hingga Selasa, 24 Maret 2026.
Kondisi ini diprediksi membuat masa liburan masyarakat lebih panjang, karena gabungan antara libur Nyepi dan Idul Fitri.
Dengan ketetapan ini, umat Islam di Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah, sudah memiliki acuan resmi untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan 1447 H.
Selain itu, kepastian jadwal juga diharapkan memberi kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan agenda keluarga, mudik Lebaran, hingga aktivitas sosial keagamaan lainnya. (*)
Editor: Enrizal Mustafa