Longsor di Depan Gereja Katolik Paroki Nonongan Toraja, Talud Sepanjang 70 Meter Ambruk

Longsor di Depan Gereja Katolik Paroki Nonongan Toraja, Talud Sepanjang 70 Meter Ambruk
Talud longsor di depan Gereja Katolik Paroki Kristus Raja Nonongan, Kecamatan Sopai, Toraja Utara, Senin sore, (26/5/2025) (Foto: Yustus).

TORAJA UTARA Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, mengakibatkan longsor di depan Gereja Katolik Paroki Kristus Raja Nonongan, di wilayah Alang-Alang, pada Senin, (26/5/2025).

Peristiwa ini menyebabkan talud pagar sepanjang kurang lebih 70 meter runtuh ke arah lereng bawah.

Pengurus Gereja Paroki Kristus Raja Nonongan, Serly, memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kejadian longsor terjadi sekitar pukul 17.00 WITA, saat aktivitas peribadatan sedang tidak berlangsung.

“Kejadiannya itu tak terduga di sore hari jam 17 WITA. Akibat hujan yang terjadi seharian kemarin, Senin. Tanahnya tidak kuat lalu membuat talud longsor ke arah bawah,” ujar Serly saat ditemui di lokasi.

Selain menyebabkan kerusakan pada talud, longsoran tanah juga berdampak pada sebuah kios ikan milik warga.

Meski demikian, instalasi listrik di sekitar lokasi tetap berfungsi normal dan tidak mengalami gangguan.

Serly menambahkan bahwa peristiwa ini tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas peribadatan di gereja.

BACA JUGA:

Polres Gowa Tangani 62 Kasus dan 83 Tersangka Narkoba April–Mei 2025, 7 Anak di Bawah Umur Terlibat

Polda Sulsel Gerebek Praktik Aborsi Ilegal di Hotel, Tarifnya Rp2,5 Juta hingga Rp5 Juta

Namun, pihaknya akan memberlakukan pengalihan ruang parkir karena sebagian badan jalan terdampak longsor di sisi atas dan bawah.

“Kondisi ini tidak mengganggu peribadatan secara umum. Tapi kami akan atur ulang lahan parkir agar tetap aman bagi umat,” jelasnya.

Sebagai langkah pengamanan awal, Kapolsek Sopai, IPDA Supriadi, telah memasang pita kuning-hitam di sekitar titik longsor.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi jatuhnya korban dan menjaga jarak aman bagi masyarakat maupun umat gereja yang melintas di sekitar lokasi.

“Tidak mengganggu untuk peribadatan hari biasa dan tidak mengganggu mobil yang lewat, tapi harus berhati-hati. Titik longsor kami tandai agar umat dan masyarakat tidak mendekat,” ungkap IPDA Supriadi.

Ia juga mengingatkan bahwa kondisi tanah di sekitar lokasi masih labil dan berisiko longsor susulan apabila hujan kembali mengguyur.

“Dari pendalaman kami, penyebabnya memang curah hujan kemarin yang seharian. Untuk konstruksi tidak ada kesalahan, cuma tanahnya menjadi jenuh karena intensitas hujannya tinggi,” jelasnya.

Pihak kepolisian dan pengurus gereja kini mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama saat melintas di sekitar area longsor, sambil menunggu penanganan lebih lanjut dari pihak berwenang (*).

Reporter: Megasari/Yustus
Editor: Arya R. syah

=======================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *