Umat Katolik Saluampak Rayakan Trihari Suci dengan Damai Paskah di Tengah Keluarga

Umat Katolik Saluampak Rayakan Trihari Suci dengan Damai Paskah di Tengah Keluarga
Yustus Bunga, Ketua Gereja Katolik Stasi Santo Antonius Pangalli, Paroki Siti Maryam Saluampak, Luwu Raya, (17/4/2025) (Foto: Redaksi)

LUWU RAYA, BERITAKOTAONLINE.id – Umat Katolik di seluruh penjuru dunia kini tengah memasuki masa paling sakral dalam kalender liturgi, yakni perayaan Trihari Suci.

Di wilayah Luwu Raya, tepatnya di Stasi Santo Antonius Pangalli, Paroki Siti Maryam Saluampak, umat Katolik merayakan momen ini dengan penuh hikmat dan kebersamaan dalam keluarga.

Trihari Suci terdiri atas Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci, dan berpuncak pada Minggu Paskah.

Paskah menjadi pusat iman Kristiani karena merayakan Kebangkitan Yesus Kristus, kemenangan atas maut dan dosa.

Pada perayaan Kamis Putih, 17 April 2025, umat Katolik Saluampak mengadakan Misa Kudus yang diwarnai dengan upacara pembasuhan kaki, meneladani tindakan Yesus terhadap para murid-Nya.

Yustus Bunga, Ketua Gereja Katolik Stasi Santo Antonius Pangalli, menyampaikan pesan mendalam tentang makna kasih dan pelayanan.

“Dalam Kamis Putih, Yesus mengajarkan tentang cinta dan kerendahan hati. Membasuh kaki murid-Nya adalah simbol pelayanan tanpa pamrih. Ini menjadi panggilan bagi kita untuk hadir melayani, terutama di tengah keluarga,” ujar Yustus Bunga saat ditemui tim Beritakotaonline.id, Sabtu (19/4/2025).

BACA JUGA:

Jumat Agung 2025: Umat Paroki Siti Maryam Saluampak Jalani Jalan Salib dan Cium Salib Kristus

Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Malam Paskah

Ia menambahkan bahwa tahun ini menjadi lebih spesial karena bertepatan dengan Tahun Yubileum, yang oleh Paus Fransiskus disebut sebagai Tahun Peziarahan Pengharapan.

Dalam konteks ini, umat Katolik diajak untuk menjadi pribadi yang menabur benih Injil, menyebarkan sukacita, dan semakin peka terhadap penderitaan sesama.

“Cinta adalah omong kosong kalau kita tidak bisa memaafkan. Pengampunan dan pelayanan adalah karakter murid Kristus,” lanjutnya.

Trihari Suci tidak hanya menjadi momen liturgi, tetapi juga sarana refleksi untuk memperkuat iman dan relasi sosial.

Dalam suasana Paskah ini, umat Katolik Saluampak mempererat relasi keluarga dan komunitas, hidup dalam damai sejahtera yang diajarkan Kristus.

Perayaan ini menjadi wujud nyata semangat kasih, pengampunan, dan pelayanan dalam kehidupan sehari-hari.

Di tengah berbagai tantangan hidup, pesan Paskah membawa harapan baru: bahwa cinta dan pengorbanan mampu mengalahkan kegelapan dunia (*)

Megasari/Benny| Editor: Arya R. Syah

========================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *