Tradisi Ziarah Makam di Makassar Usai Salat Idulfitri, Jalan Panaikang Macet

Tradisi Ziarah Makam di Makassar Usai Salat Idulfitri, Jalan Panaikang Macet
Warga Makassar berziarah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Islam Panaikang usai salat Idulfitri 1446 Hijriah, Senin, (31/3/2025) (Foto: Istimewa)

MAKASSAR – Tradisi ziarah makam di Makassar menjadi pemandangan umum setiap Idulfitri.

Usai melaksanakan salat Idulfitri 1446 Hijriah, warga berbondong-bondong ke pekuburan mengunjungi sanak keluarga untuk mendoakan mereka yang telah tiada.

Salah satu lokasi yang dipadati peziarah adalah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Islam Panaikang, Makassar pada Senin (31/3/2025).

Sejak siang, antrean kendaraan tampak mengular di sepanjang Jalan Panaikang akibat banyaknya warga yang datang berziarah.

Beberapa dari mereka membawa bunga dan air untuk membersihkan makam serta menaburkan bunga sebagai tanda penghormatan kepada keluarga yang telah mendahului.

“Kami memang setiap tahun datang ziarah ke sini setelah salat Id. Ini sudah jadi tradisi keluarga kami,” kata Rudi, seorang warga Makassar yang datang bersama keluarganya.

Ia mengaku selalu menyempatkan waktu untuk mendoakan orang tuanya yang dimakamkan di Pekuburan Islam Panaikang.

BACA JUGA:

Appi Harap Idulfitri Jadi Momentum Konsolidasi Tak Ada Perkotak-kotakan, Semua Bersatu Bangun Makassar

Pemain Timnas Indonesia Sampaikan Pesan Selamat Idul Fitri

Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Idulfitri 1446 H untuk Umat Islam

Selain itu, para pedagang bunga yang berjualan di sekitar lokasi makam juga turut merasakan manfaat dari tradisi ini. Mereka menawarkan berbagai jenis bunga dan air yang digunakan peziarah untuk berdoa di makam.

“Alhamdulillah, sejak seminggu sebelum Lebaran sudah mulai ramai. Tapi puncaknya memang hari ini,” ujar Siti, salah satu pedagang bunga di sekitar pekuburan.

Ia menjelaskan bahwa harga satu paket bunga dan air dijual seharga Rp5.000, dan banyak warga yang membeli dalam jumlah lebih dari satu paket.

Meskipun cuaca cukup terik, tidak menyurutkan niat warga untuk datang berziarah. Beberapa keluarga bahkan membawa serta anak-anak mereka agar tradisi ini tetap dilestarikan.

“Ini juga sebagai pengingat untuk anak-anak agar selalu mendoakan orang tua dan keluarga yang sudah berpulang. Supaya mereka paham pentingnya menghormati leluhur,” kata Fatimah, seorang ibu yang membawa kedua anaknya ke makam kakek dan nenek mereka.

Ziarah makam pada Idulfitri memang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Makassar.

Selain sebagai bentuk penghormatan, momen ini juga dimanfaatkan untuk mempererat hubungan keluarga.

Dengan memanjatkan doa bersama, diharapkan keluarga yang telah berpulang mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT (*).

Arya | Editor: Andi Ahmad Effendy

========================

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *