Maros, Beritakotaonline.id– Lurah Bori Bellayya, Bakhtiar, menjadi perbincangan publik setelah dikabarkan tampil santai dengan celana jeans dan sandal jepit serta terlihat merokok di depan kantor saat kunjungan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono, Jumat (20/12/2024). Namun, Bakhtiar memberikan klarifikasi bahwa kejadian tersebut telah disalahartikan.
Menurut Bakhtiar, kehadiran Wamensos merupakan momen penting dan telah dipersiapkan secara matang sejak beberapa hari sebelumnya. Ia bersama staf kelurahan mengatur berbagai keperluan teknis agar acara berjalan lancar. “Sejak Senin, kami sudah mulai mempersiapkan kebutuhan untuk menyambut kedatangan Wamensos. Bahkan, pada Kamis, kami menggelar rapat koordinasi terkait tata cara acara, termasuk aturan melepas alas kaki saat naik ke lantai dua,” ujar Bakhtiar.
Alasan Pakaian dan Sandal Jepit
Terkait pakaian yang dikenakannya, Bakhtiar menjelaskan bahwa setiap Jumat pegawai diperbolehkan memakai pakaian bebas rapi. “Hari Jumat adalah hari berpakaian bebas rapi sesuai kebijakan banyak instansi pemerintahan. Saya tetap mengenakan pakaian yang sopan dan pantas,” jelas Bakhtiar.
Sementara itu, alasan penggunaan sandal jepit juga tidak lepas dari teknis acara. Sesuai hasil rapat, acara di lantai dua kantor lurah akan menggunakan karpet, dan semua tamu diminta melepas alas kaki. “Atas dasar itu, saya memilih memakai sandal agar lebih praktis saat melepas alas kaki, dan ini bukan soal gaya atau meremehkan acara,” tambahnya.
Teguran Sekda dan Kesalahpahaman Soal Merokok
Terkait teguran dari Sekretaris Daerah (Sekda) Maros, Andi Davied Syamsuddin, Bakhtiar menerima masukan tersebut dengan lapang dada. “Teguran itu menjadi pengingat bagi saya. Sebagai lurah, saya akan berusaha lebih baik ke depan,” katanya.
Namun, ia juga meluruskan tuduhan bahwa dirinya merokok saat Wamensos tiba. Menurut Bakhtiar, dirinya merokok bukan saat rombongan tiba, melainkan saat acara di lantai dua tengah berlangsung. “Saya tidak merokok saat rombongan tiba. Saat itu, tamu sudah berada di lantai dua, dan saya berada di luar sebentar. Tapi, saya paham bahwa tindakan itu bisa disalahartikan. Ini jadi pelajaran berharga buat saya,” ucapnya.
Dedikasi Sebagai Lurah dan Tanggung Jawab Tuan Rumah
Bakhtiar juga menegaskan bahwa selama acara berlangsung, dirinya tidak bertindak sebagai tamu, melainkan sebagai tuan rumah yang bertanggung jawab memastikan semua berjalan lancar. Ia mengatur kendaraan tamu agar parkir tertib dan memastikan kenyamanan para tamu yang hadir. “Saya tidak duduk-duduk menikmati acara sebagai tamu. Sebaliknya, saya terus mengawasi kelancaran acara dan memastikan parkir kendaraan tidak semrawut,” tegasnya.
Bakhtiar juga membantah adanya perilaku tidak pantas atau penggunaan kata-kata kasar. “Saya tidak pernah berkata-kata kasar kepada siapapun selama acara berlangsung. Fokus saya hanya memastikan tamu-tamu yang hadir merasa nyaman,” imbuhnya.
Dukungan Masyarakat
Beberapa warga setempat memberikan dukungan kepada Bakhtiar. Salah satu tokoh masyarakat, H. Amiruddin, menyatakan bahwa lurah selama ini dikenal sebagai sosok yang ramah dan tanggap terhadap kebutuhan warganya. “Pak Lurah selalu terbuka dengan masyarakat dan rajin memantau kondisi warga. Kalau ada masalah, beliau langsung turun tangan,” kata H. Amiruddin.
Ia juga menilai bahwa polemik ini hanya disebabkan oleh kesalahpahaman. “Mungkin ada salah pengertian soal sandal dan pakaian santai. Kalau memang hari Jumat ada kebijakan pakaian bebas dan ada aturan melepas alas kaki di lantai dua, kita sebagai masyarakat perlu melihat konteks itu,” tambahnya.
Komitmen Perbaikan dan Introspeksi
Bakhtiar menutup pernyataannya dengan berjanji akan lebih memperhatikan etika dan sikap saat bertugas di acara formal. “Saya mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Teguran dari Sekda dan atensi publik menjadi motivasi bagi saya untuk lebih profesional. Saya berkomitmen menjaga kehormatan sebagai pejabat publik dan melayani masyarakat dengan lebih baik,” tegas Bakhtiar.
Ia juga berharap masyarakat dapat melihat pengabdiannya secara utuh, tidak hanya dari satu peristiwa yang dipandang negatif. “Saya bekerja dengan sepenuh hati untuk melayani warga. Jika ada yang perlu diperbaiki, saya siap introspeksi dan berbenah,” pungkasnya.(red.AA)