MAKASSAR, BERITAKOTAONLINE.ID Ukhie pimpinan media Journalist independent memberikan tanggapan keras terhadap pemberitaan dugaan penimbunan avtur oleh PT Sanusi Putra Mandiri yang beredar baru-baru ini.
Dalam komentarnya, Ukhie menekankan bahwa pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta yang jelas dapat menyebabkan keresahan di masyarakat.
Wartawan Jurnalis Investigasi ini mengingatkan bahwa sebagai jurnalis, verifikasi informasi adalah kunci utama dalam menyampaikan berita yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menurutnya, pemberitaan yang menyebutkan adanya dugaan penimbunan avtur di Kompleks Angkatan Laut Pannampu tanpa verifikasi yang tepat berisiko menambah ketidakpastian di masyarakat.
“Informasi yang tidak terverifikasi dapat menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu, terutama jika itu menyangkut isu yang sensitif seperti penimbunan bahan bakar,” ucap Ukhie pada media ini, Selasa (5/11/2024).
Ia menegaskan bahwa setiap informasi yang beredar harus dilengkapi dengan bukti yang jelas dan valid sebelum dipublikasikan.
BACA JUGA:
Ngeri!!!!Produk Jurnalis Bisa Dijerat ITE???
Ukhie mengkritisi cara beberapa media memberitakan dugaan tersebut, yang menurutnya terkesan terburu-buru dan kurang hati-hati.
“Jika media tidak melakukan pengecekan lapangan atau tidak mendalami kasus dengan serius, berita yang tersebar hanya akan memperburuk situasi,” lanjut Ukhie.
Ia juga menekankan bahwa pemberitaan seperti ini dapat merusak reputasi perusahaan yang terlibat, jika tidak ditangani dengan cermat dan profesional.
Lebih lanjut, Ukhie menjelaskan bahwa jurnalis harus bertanggung jawab atas dampak pemberitaan yang mereka sebarkan.
“Media seharusnya memberikan informasi yang bukan hanya menarik, tetapi juga benar dan bermanfaat bagi masyarakat.Terutama dalam kasus seperti ini, di mana masyarakat sangat bergantung pada informasi yang akurat,” jelas Ukhie.
Menurutnya, jika berita tidak didasarkan pada bukti yang kuat, bukan hanya kredibilitas media yang dipertaruhkan, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap jurnalisme itu sendiri.
Ukhie juga mengingatkan bahwa etika jurnalistik harus dijunjung tinggi, terutama dalam peliputan isu-isu besar yang dapat mempengaruhi banyak pihak.
Ukhie yang juga jurnalis senior ini mengajak semua jurnalis untuk lebih berhati-hati dalam menulis dan mempublikasikan berita.
“Etika jurnalistik mengharuskan kita untuk memisahkan opini pribadi dari fakta yang ada. Jika kita tidak memiliki bukti kuat, jangan sembarangan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya,” katanya.
BACA JUGA:
Kronologi Insiden Fatal: Kecelakaan Jurnalis tvOne di KM 315 Tol Pemalang
Menurut Ukhie, proses verifikasi yang cermat akan membantu mencegah kesalahan dalam pemberitaan yang bisa berisiko merugikan banyak pihak.
Dalam hal ini, ia menekankan bahwa untuk memberitakan dugaan penimbunan avtur, seharusnya dilakukan penyelidikan lebih mendalam untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
“Jurnalis harus mendasarkan berita pada bukti yang kuat dan bukan sekadar asumsi atau klaim yang belum terbukti,” tambah Ukhie.
Selain itu, Ukhie juga menyoroti peran oknum-oknum yang sering kali memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi dengan menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya.
Ia menyebut bahwa jejak individu berinisial WYD yang pernah terlibat dalam praktek semacam itu kerap bermodus memalak pemilik usaha.
“Saya tahu, oknum ini sering memanfaatkan berita untuk kepentingan pribadi dan meminta uang dengan cara yang tidak etis,” ujar Ukhie.
Sebagai penutup, Ukhie menegaskan bahwa penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan tidak terburu-buru percaya pada berita yang belum terverifikasi.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima informasi yang beredar, terutama yang berkaitan dengan isu-isu penting.
“Mari kita saling jaga dan pastikan bahwa berita yang kita terima adalah informasi yang benar, bukan spekulasi,” pungkasnya (tim@Ray)
================