SAdAP : Penyerangan Asrama Mahasiswa di Makassar, Bukti Bahwa Pendidikan Karakter dan Moralitas Tidak Maksimal Diterapkan

Jakarta, Beritakota Online-Kejadian penyerangan asrama mahasiswa salah satu organisasi daerah di Makassar menelan korban, salah satu penghuni asrama menjadi korban hingga tangannya terputus oleh sabetan senjata tajam.

Kronologisnya menurut pemberitaan media bahwa ada puluhan Orang Tak dikenal (OTK) melakukan penyerangan terhadap asrama mahasiswa yang berlokasi di Jalan Sungai Limboto, Kota Makassar, Minggu, (28/11/2021) dini hari.

Dari informasi yang dihimpun, para pelaku penyerangan membawa senjata tajam seperti busur dan parang serta bom molotov.
Menurut para saksi mata, para pelaku datang secara bersamaan dan langsung melakukan penyerangan terhadap penghuni asrama. Masalah ini lalu kemudian meluas menjadi isu yang mengarah ke suku tertentu.

Terkait kejadian itu, Syarifuddin Daeng Punna tokoh masyarakat sulsel dijakarta mengecam perbuatan yang tidak terpuji itu. Jika benar yang melakukan penyerangan adalah mahasiswa maka sangat disayangkan orang terpelajar justru berbuat sesuatu yang tidak mencerminkan kaum terpelajar, sudah seperti kaum barbar ucap pria yang akrab disapa SAdAP ini dengan nada yang kesal.

Mahasiswa itu kaum intelek, harusnya mereka dapat menahan emosi dan menyelesaikan masalah secara bijak jika diperhadapkan dengan permasalahan dikampus. Iniliah potret pendidikan yang saya nilai tidak maksimal dalam membentuk karakter anak-anak generasi penerus.

Ini juga karena sistem pendidikan kita banyak memangkas mata pelajaran yang pernah ada, seperti PMP dan Pelajaran Agama yang dikurangi jamnya terang SAdAP.

Seharusnya Sebelum mereka menjadi mahasiswa, dibangku Sekolah mereka harus digembleng dengan memprioritaskan pendidikan moral dan agama agar setelah melanjutkan studi di perguruan tinggi etika dan moralnya sudah terbentuk dengan baik terangnya.

Selain itu, harapan saya agar adik-adik mahasiswa jangan mudah terpolarisasi dengan isu-isu yang provokatif, kasihan jika menjadi korban seperti kejadian baru-baru ini. Olehnya itu, pesan saya agar tekunlah belajar, ingat orang tua dikampung halaman yang bersusah payah menyekolahkan kalian agar menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Saya yakin dengam berpikir dewasa adik-adik mahasiswa dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, saya juga berharap aparat kepolisian dapat segera menangkap para pelaku tuturnya.

Memang dinamika di kampus itu selalu menarik, konflik antar mahasiswa sangat rentan jika tidak diantisipasi oleh pimpinan kampus, jangankan mahasiswa, pemilihan rektor terkadang menimbulkan gejolak tutup SAdAP. (Relis SAdAP Centre)

Editor : A.A Rakhmansya/H.Sakkar/Andi A Effendy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *