Rencana Sulsel Lockdown, Inilah Pesan Anggota DPR RI Ashabul Kahfi

Jakarta, Beritakota Online– Anggota DPR RI, Ashabul Kahfi sepakat wacana Sulsel melakukan lockdown. Hal dikarenakan jumlah positif Corona terus meningkat

“Pada prinsipnya saya setuju, kita sudah coba himbauan social distancing/ physical distancing selama dua pekan. Ternyata kurang efektif, buktinya penyebaran corona makin meningkat. Sulsel dalam sepekan mencapai 48 orang (30 maret 2020),” ujar Kahfi via pesan, Senin (30/3/2020).

Menurut Ketua DPW PAN Sulsel ini, pertimbangan pemerintah menunda dan mengambil kebijakan tersebut pasti soal ekonomi, apalagi dunia lagi diambang resesi global. Tapi ekonomi bisa dipulihkan, banyak pakar yang tahu caranya. Tapi setahu saya belum ada pakar yang bisa mengembalikan nyawa manusia.

“Kita juga sudah harus mengukur dampak sosial bagi pekerja harian selama proses karantina wilayah diberlakukan. Harus ada subsidi, apakah dalam bentuk uang atau bantuan makanan. Jangan sampai kita menghindari kematian akibat corona, namun tetap berujung kematian akibat kelaparan,” kata Kahfi.

Manfaat lockdown tersebut lanjut Mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel ini, tentu saja kita bisa menekan atau memutus mata rantai penularan covid-19. Pemerintah bisa memaksa warga untuk tinggal di rumah, sehingga potensi penularan virus mematikan itu kecil.

“Minusnya tentu jelas adanya. Ada 2,3 juta atau 60,13 persen orang Sulsel yang kemungkinan kesulitan mendapat nafkah dalam proses karantina wilayah. Angka itu merupakan jumlah pekerja Sulsel yang bergerak di sektor informal (data BPS, 2019),” jelasnya .

“Adakah skenario yang disiapkan pemerintah untuk mereka? jika tidak, lockdown bisa berefek chaos, menimbulkan huru-hara. Tentu kita tidak berharap demikian,” Kahfi menambahkan.

Apakah penanganan kasus virus corona di Sulsel oleh gugus tugas Pemprov Sulsel sudah bagus atau biasa-biasa saja? Kahfi mengatakan bahwa perombakan tim gugus penanganan covid-19 merupakan bukti bahwa Pemprov berupaya melakukan yang terbaik.

“Kini tim dipimpin Pangdam. Saya pikir ini langkah tepat, ibarat perang, kita membutuhkan strategi dan garis komando yang cepat dan tepat. jika tidak, jumlah korban akan terus bertambah. Setahu saya, tentara itu biasa bergerak dalam pola gerak yang terukur, dan mampu bekerja dalam tekanan yang tinggi. Kita tunggu gebrakannya beberapa hari ke depan,” kata Kahfi.

Ia menjelaskan bahwa anggaran yang besar tidak menjamin kesuksesan tim jika tidak tepat sasaran. Intinya tim harus mengambil langkah cepat dan tepat. Ambil inisiatif dan jangan sekadar menunggu bola dari Pemerintah Pusat.(**)

Editor : Hilal/Umat/Asrat Tella/Andi A Effendy
Sumber : Potret Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *