JAKARTA – Sebanyak 20 perwira tinggi (Pati) TNI resmi memasuki masa purna tugas setelah melalui proses mutasi dan rotasi jabatan yang dikeluarkan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.
Mutasi ini merupakan bagian dari daftar besar yang mencakup 286 perwira yang mengalami perubahan jabatan di lingkungan TNI, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1334/IX/2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan.
Berdasarkan data yang dihimpun, nama-nama perwira yang masuk daftar purna tugas berasal dari berbagai jabatan strategis, termasuk Staf Khusus KSAD, tenaga ahli di Lemhannas, dan pejabat pengajar di Universitas Pertahanan.
Salah satunya adalah Letjen TNI Irham Waroihan yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus KSAD dan kini resmi menjadi Pati Mabes TNI AD dalam rangka pensiun.
Selain itu, nama-nama lain seperti Mayjen TNI Hadi Basuki, Mayjen TNI Ignatius Eko Djoko, dan Mayjen TNI Elphis Rudy turut masuk daftar ini.
Mereka telah mengabdi puluhan tahun bagi TNI dan negara, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri karier militer secara resmi.
Tak hanya dari jajaran TNI AD, beberapa perwira yang menjabat di bidang pendidikan dan penelitian pertahanan juga turut pensiun.
Contohnya, Mayjen TNI Muslimin Fahsyah yang sebelumnya sebagai dosen tetap di Universitas Pertahanan, serta Mayjen TNI Muhammad Rusli, tenaga ahli pengkaji bidang Geografi di Lemhannas.
BACA JUGA:
Lima Perwira TNI Duduki Jabatan Strategis di BIN, Promosi Resmi oleh Panglima TNI
Kapolda Baru Sulsel Disambut Aksi Demo: Jurnalis dan Ormas Tuntut Polisi Bersih dari Pelanggaran HAM
Sementara itu, Brigjen TNI juga turut bergeser. Beberapa di antaranya adalah Brigjen TNI Wasono, Brigjen TNI Suwandi, dan Brigjen TNI Nugroho Septijantono.
Jabatan terakhir mereka di lingkungan TNI menjadi catatan penting sebelum memasuki masa purna tugas.
Pergantian dan pensiunnya 20 perwira tinggi ini menandai dinamika struktural yang biasa terjadi di lingkungan militer.
Pergantian ini juga membuka peluang bagi perwira lain untuk mengisi posisi strategis yang ditinggalkan. Meski pensiun, pengalaman dan jaringan mereka dipastikan tetap berpengaruh dalam lingkup pertahanan dan keamanan nasional.
Sejumlah pakar menilai, langkah pensiun ini bukan sekadar pergantian jabatan, tetapi juga momen penting untuk regenerasi kepemimpinan di TNI.
“Setiap perwira yang purna tugas membawa pengalaman yang sangat berharga. Mereka bisa berkontribusi dalam bentuk nasihat strategis atau di lembaga pertahanan sipil,” kata analis militer, Enrizal Mustafa.
Dengan demikian, meski 20 perwira tinggi TNI resmi meninggalkan karier militer, pengaruh dan peran mereka dipastikan tetap terasa, baik di lingkungan TNI maupun dalam ranah pertahanan nasional. (*)
Pewarta: H. Sakkar

















